1.1. Dasar Teori
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di
bumi, terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan
reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup
(International Glossary of Hidrology,
1974). Karena perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi
ilmu dasar dari pengelolaan sumberdaya-sumberdaya air (rumah tangga air) yang
merupakan pengembangan, agihan dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara
terencana.
Satuan pengelolaan atau analisis Hidrologi ada 2
yaitu:
a.
Hidrologi permukaan
Ø
Wilayah sungai (WS)
Ø
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Ø
Sub DAS, Sub-sub DAS, Daerah Tangkapan Air
(DTA), dll
b.
Airtanah (Groundwater)
Ø
Cekungan Airtanah (CAT)
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya,
yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan. DAS dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
a.
Hulu (Upperland)
DAS bagian hulu
mempunyai ciri-ciri:
Ø
Merupakan
daerah konservasi.
Ø
Mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi.
Ø
Merupakan
daerah dengan kemiringan lereng besar (> 15%).
Ø
Bukan
merupakan daerah banjir.
Ø
Pengaturan
pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.
Ø
Jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan.
Ø
Laju
erosi lebih cepat daripada pengendapan.
Ø
Pola
penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf “V”.
b.
Tengah
DAS bagian tengah
merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dengan bagian hilir dan mulai
terjadi pengendapan. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor dan pengatur
air, dicirikan dengan daerah yang relatif datar. Daerah
aliran sungai bagian tengah menjadi daerah transisi dari kedua karakteristik
biogeofisik DAS yang berbeda antara hulu dengan hilir.
c.
Hilir
DAS bagian hilir dicirikan dengan:
Ø
Merupakan
daerah pemanfaatan atau pemakai air.
Ø
Merupakan zone sedimentasi
Ø
Kerapatan
drainase kecil.
Ø
Merupakan
daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan sangat kecil (kurang dari
8%).
Ø
Pada
beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan).
Ø
Pengaturan
pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi.
Ø
Jenis
vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah estuaria yang
didominasi hutan bakau/gambut.
Ø
Pola
penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf “U”.
2.1 Hasil Observasi
A.
Sub DAS Brantas
Sub DAS hulu Brantas terletak di kecamatan Bumiaji, Kota
Batu. Daerah ini merupakan daerah yang paling tinggi daripada daerah-daerah
yang ada di sekitar Kota Batu. Sumber air sub DAS hulu Brantas disebut sebagai
mata air lembah karena terletak di antara lembah gunung Arjuno-Welirang dan
Gunung Anjasmoro yang masih tergolong dalam rangkaian gunung api yang masih
aktif.
Letak sumber air sub DAS hulu Brantas ada, yaitu:
1.
Sumber pertama
Sumber air sub DAS
hulu yang pertama berciri-ciri sebagai berikut:
a.
Terletak di bawah tebing berbatu.
b.
Tidak ditumbuhi lumut karena bagian bawah berupa pasir.
c.
Tidak terdapat zone jenuh air.
d.
Tidak terlihatnya water table.
e.
Sudah adanya perbaikan tempat atau sudah ada perubahan.
2. Sumber
kedua
Sumber air sub DAS hulu yang
keduaberciri-ciri sebagai berikut:
a.
Terletak di sekitar rerumputan.
b.
Ditumbuhi lumut karena bagian bawah berupa lumpur.
c.
Terdapat zone jenuh air.
d.
Terlihatnya water table.
e.
Belum ada perbaikan tempat atau masih asli.
Selain sumber
airnya yang terletak di dua tempat, aliran sungainya pun juga di bagi menjadi
dua tempat, yaitu:
1.
Sungai pertama
Sungai yang
pertama merupakan sungai utama yang menjadi tempat aliran dari kedua sumber air
tersebut. Sungai yang pertama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
aliran airnya tenang,
b.
merupakan tempat yang digunakan untuk mengukur debit
air,
c.
adanya endapan Fe yang ditandai dengan endapan berwarna
kuning dan bau besi berkarat, dan
d.
tidak ada endapan lumpur.
2.
Sungai kedua
a. aliran
sungainya deras,
b. merupakan
tempat yang tidak cocok untuk pengukuran debit air,
c. adanya
sedikit endapan Fe, dan
d. adanya
endapan lumpur.
B. Pengukuran Debit Air
Untuk mengukur debit air di bagian hulu memerlukan
aliran air yang tenang yang terletak di sekitar sumber air yang pertama. Ukuran
sungai tempat observasi, yaitu:
Letak
|
Ukuran
dalam Satuan cm
|
1.
Tepi kanan
2.
Tengah
3.
Tepi kiri
4.
Luas bagian bawah
5.
Tepi atas
|
3,5
4,5
5
216
40
|
Dari hasil pengukuran sungai tersebut bisa digunakan
untuk pengukuran debit air, yaitu:
Q = 0,0186 bh
Q = 0,0186 x 40 x (
) = 3,2
Jadi,
debit air yang keluar setiap detiknya adalah 3,2 liter/detik.
C. Kerusakan dan
Upaya Konservasi Sub DAS Hulu Brantas
Keadaan disekitar sub DAS hulu Brantas mengalami
kerusakan yang disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri (masyarakat
sekitar) yang dimana mereka memanfaatkan lahan yang tidak semestinya dipakai
sebagai lahan pertanian. Hal ini sangat merugikan sekali karena pohon-pohonnya
banyak yang ditebang yang dimanfaatkan sebagai kayu bakar sehingga
lahan-lahannya menjadi gundul dan ketika musim penghujan tiba tidak ada air
yang meresap dan tersimpan di lahan tersebut. Air akan terus mengalir sehingga
akan menimbulkan adanya tanah longsor pada daerah perbukitan yang digunakan
masyarakat sebagai lahan pertanian tersebut. Apabila musim kemarau tiba, sumber
air yang berasal dari hulu ini akan mengalami penurunan debit air.
Upaya konservasi SubDAS Brantas Hulu di Kecamatan
Bumiaji yang berbasis pada kearifan lokal masyarakat dengan pola kemitraan yang
kontributif. Adapun langkah yang diambil antara lain:
1.
Advokasi pentingnya konservasi;
2.
Memotivasi kesadaran lokal untuk Pro-Konservasi dalam
rangka pengamanan hulu Das-Brantas;
3.
Melakukan percepatan rehabilitasi berbasis kesadaran
masyarakat lokal melalui Gerakan Intensifikasi Rehabilitasi Alam Bumiaji
(GIRAB);
4.
Meningkatkan peran Desa, Dusun, RT, RW untuk
berinisiasi mewujudkan dusun asri;
5. Menggalang kerjasama lintas sektor dalam kegiatan aksi
lingkungan (Jasa Tirta, Perhutani, Perguruan tinggi, LMDH, dan Dinas Instansi
terkait);
6. Memotivasi ibu-ibu PKK, Dasa Wisma, Pasukan Kuning dan
Sekolah-sekolah untuk membudayakan Aku Cinta Lingkungan (ACIL) dan Siswa Itu
Suka Kelestarian Alam (SISKA).
7.
Mengembangkan kelompok-kelompok mitra binaan dan
asosiasi pengguna jasa lingkungan untuk peduli penguatan konservasi penyangga
hulu das brantas.
3.1
Kesimpulan
Sub
DAS hulu Brantas terletak di kecamatan Bumiaji Kota Batu. Sumber air sub DAS
hulu terbagi dalam dua tempat, pertama terletak di bawah tebing yang langsung
mengalir melalui sungai yang pertama. Kedua, terletak disekitar rerumputan yang
mengalami zona jenuh air.
Sub
DAS ini memiliki kondisi yang kurang baik karena terdapat endapan Fe yang
berada di tepian sungai. Endapan ini berasal dari gunung Arjuno-Welirang yang
dimana gunung ini termasuk dalam kategori gunung api aktif.
LAMPIRAN