Sabtu, 12 Mei 2012

Observasi Sumber Brantas


1.1.  Dasar Teori
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup (International Glossary of Hidrology, 1974). Karena perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi ilmu dasar dari pengelolaan sumberdaya-sumberdaya air (rumah tangga air) yang merupakan pengembangan, agihan dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara terencana.
Satuan pengelolaan atau analisis Hidrologi ada 2 yaitu:
a.    Hidrologi permukaan
Ø Wilayah sungai (WS)
Ø Daerah Aliran Sungai (DAS)
Ø Sub DAS, Sub-sub DAS, Daerah Tangkapan Air (DTA), dll
b.    Airtanah (Groundwater)
Ø Cekungan Airtanah (CAT)
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. DAS dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
a.       Hulu (Upperland)
DAS bagian hulu mempunyai ciri-ciri:
Ø Merupakan daerah konservasi.
Ø  Mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi.
Ø Merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (> 15%).
Ø Bukan merupakan daerah banjir.
Ø Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.
Ø  Jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan.
Ø Laju erosi lebih cepat daripada pengendapan.
Ø Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf “V”.
b.      Tengah
DAS bagian tengah merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dengan bagian hilir dan mulai terjadi pengendapan. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor dan pengatur air, dicirikan dengan daerah yang relatif datar. Daerah aliran sungai bagian tengah menjadi daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik DAS yang berbeda antara hulu dengan hilir.
c.       Hilir
DAS bagian hilir dicirikan dengan:
Ø Merupakan daerah pemanfaatan atau pemakai air.
Ø Merupakan zone sedimentasi
Ø Kerapatan drainase kecil.
Ø Merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan sangat kecil (kurang dari 8%).
Ø Pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan).
Ø Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi.
Ø Jenis vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah estuaria yang didominasi hutan bakau/gambut.
Ø Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf “U”.
2.1 Hasil Observasi

A.  Sub DAS Brantas
Sub DAS hulu Brantas terletak di kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Daerah ini merupakan daerah yang paling tinggi daripada daerah-daerah yang ada di sekitar Kota Batu. Sumber air sub DAS hulu Brantas disebut sebagai mata air lembah karena terletak di antara lembah gunung Arjuno-Welirang dan Gunung Anjasmoro yang masih tergolong dalam rangkaian gunung api yang masih aktif.
Letak sumber air sub DAS hulu Brantas ada, yaitu:
1.    Sumber pertama
Sumber air sub DAS hulu yang pertama berciri-ciri sebagai berikut:
a.    Terletak di bawah tebing berbatu.
b.    Tidak ditumbuhi lumut karena bagian bawah berupa pasir.
c.    Tidak terdapat zone jenuh air.
d.   Tidak terlihatnya water table.
e.    Sudah adanya perbaikan tempat atau sudah ada perubahan.
2.    Sumber kedua
Sumber air sub DAS hulu yang keduaberciri-ciri sebagai berikut:
a.    Terletak di sekitar rerumputan.
b.    Ditumbuhi lumut karena bagian bawah berupa lumpur.
c.    Terdapat zone jenuh air.
d.   Terlihatnya water table.
e.    Belum ada perbaikan tempat atau masih asli.
Selain sumber airnya yang terletak di dua tempat, aliran sungainya pun juga di bagi menjadi dua tempat, yaitu:
1.    Sungai pertama
Sungai yang pertama merupakan sungai utama yang menjadi tempat aliran dari kedua sumber air tersebut. Sungai yang pertama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    aliran airnya tenang,
b.    merupakan tempat yang digunakan untuk mengukur debit air,
c.    adanya endapan Fe yang ditandai dengan endapan berwarna kuning dan bau besi berkarat, dan
d.   tidak ada endapan lumpur.
2.    Sungai kedua
a.  aliran sungainya deras,
b. merupakan tempat yang tidak cocok untuk pengukuran debit air,
c.  adanya sedikit endapan Fe, dan
d. adanya endapan lumpur.

B. Pengukuran Debit Air
Untuk mengukur debit air di bagian hulu memerlukan aliran air yang tenang yang terletak di sekitar sumber air yang pertama. Ukuran sungai tempat observasi, yaitu:
Letak
Ukuran dalam Satuan cm
1.    Tepi kanan
2.    Tengah
3.    Tepi kiri
4.    Luas bagian bawah
5.    Tepi atas
3,5
4,5
5
216
40


Dari hasil pengukuran sungai tersebut bisa digunakan untuk pengukuran  debit air, yaitu:

Q = 0,0186 bh
Q = 0,0186 x 40 x (   ) = 3,2
Jadi, debit air yang keluar setiap detiknya adalah 3,2 liter/detik.
C. Kerusakan dan Upaya Konservasi Sub DAS Hulu Brantas
Keadaan disekitar sub DAS hulu Brantas mengalami kerusakan yang disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri (masyarakat sekitar) yang dimana mereka memanfaatkan lahan yang tidak semestinya dipakai sebagai lahan pertanian. Hal ini sangat merugikan sekali karena pohon-pohonnya banyak yang ditebang yang dimanfaatkan sebagai kayu bakar sehingga lahan-lahannya menjadi gundul dan ketika musim penghujan tiba tidak ada air yang meresap dan tersimpan di lahan tersebut. Air akan terus mengalir sehingga akan menimbulkan adanya tanah longsor pada daerah perbukitan yang digunakan masyarakat sebagai lahan pertanian tersebut. Apabila musim kemarau tiba, sumber air yang berasal dari hulu ini akan mengalami penurunan debit air.
Upaya konservasi SubDAS Brantas Hulu di Kecamatan Bumiaji yang berbasis pada kearifan lokal masyarakat dengan pola kemitraan yang kontributif. Adapun langkah yang diambil antara lain:
1.    Advokasi pentingnya konservasi;
2.    Memotivasi kesadaran lokal untuk Pro-Konservasi dalam rangka pengamanan hulu Das-Brantas;
3.    Melakukan percepatan rehabilitasi berbasis kesadaran masyarakat lokal melalui Gerakan Intensifikasi Rehabilitasi Alam Bumiaji (GIRAB);
4.    Meningkatkan peran Desa, Dusun, RT, RW untuk berinisiasi mewujudkan dusun asri;
5.  Menggalang kerjasama lintas sektor dalam kegiatan aksi lingkungan (Jasa Tirta, Perhutani, Perguruan tinggi, LMDH, dan Dinas Instansi terkait);
6. Memotivasi ibu-ibu PKK, Dasa Wisma, Pasukan Kuning dan Sekolah-sekolah untuk membudayakan Aku Cinta Lingkungan (ACIL) dan Siswa Itu Suka Kelestarian Alam (SISKA).
7.    Mengembangkan kelompok-kelompok mitra binaan dan asosiasi pengguna jasa lingkungan untuk peduli penguatan konservasi penyangga hulu das brantas.

3.1 Kesimpulan
Sub DAS hulu Brantas terletak di kecamatan Bumiaji Kota Batu. Sumber air sub DAS hulu terbagi dalam dua tempat, pertama terletak di bawah tebing yang langsung mengalir melalui sungai yang pertama. Kedua, terletak disekitar rerumputan yang mengalami zona jenuh air.
Sub DAS ini memiliki kondisi yang kurang baik karena terdapat endapan Fe yang berada di tepian sungai. Endapan ini berasal dari gunung Arjuno-Welirang yang dimana gunung ini termasuk dalam kategori gunung api aktif.
LAMPIRAN 



 

Tidak ada komentar: