Sabtu, 12 Mei 2012

Geo Tanah _ Profil Tanah



BAB 1
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari  4 komponen bahan utama yaitu mineral (litosfer sebanyak 45 %), air (hidrosfer sebanyak 25 %), udara (atmosfer sebanyak 25 %) dan bahan organik (biosfer sebanyak 5%).
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi ( senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P,K,Ca, Mg, S, CU, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain ), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota ( organisme ) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif ( pemacu tumbuh, proteksi ) bagi  tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas tanah untuk mengehasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
2.    Rumusan Masalah
a.    Pengertian profil tanah?
b.    Pengertian horizon tanah?
c.    Faktor-faktor perkembangan profil tanah?
d.   Kegunaan profil tanah?
3.    Tujuan
a.    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Geografi Tanah.
b.   Makalah ini bertujuan untuk menyampaikan materi-materi tentang profil tanah, horizon tanah, faktor-faktor perkembangan profil tanah serta kegunaan dari profil tanah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Profil Tanah
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah  dari lapisan paling atas sampai pada lapisan batuan induk tanah (regolit).
Syarat-syarat profil tanah :
1.   Tegak (vertikal)
2.   Baru
3.   Tidak terkena sinar matahari langsung
4.   Tidak tergenang air
5.   Mewakili tapak sekeliling
 Tiap tanah di cirikan oleh susunan horizon tertentu.  Secara umum dapat di sebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama.  Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya.
2.2  Pengertian Horison Tanah
Horizon tanah adalah lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan mempunyai ciri-ciri tertentu (khas). Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison tanah. Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam yang di sebut tanah. Profil dari tanah mineral  yang  telah berkembang lanjut biasanya memiliki horizon-horizon sebagai berikut :

Lapisan tanah atas (top soil) terdiri dari: (1) horison O, dan (2) horison A. Lapisan tanah bawah (sub soil) terdiri dari: (1) horison E, dan (2) horison B. Solum tanah meliputi: (1) lapisan tanah atas, dan (2) lapisan tanah bawah.
1)   Horizon O
Horizon O merupakan horizon bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas. Utamanya dijumpai pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Horison organik merupakan tanah yang mengandung bahan organik > 20% pada seluruh penampang tanah, tanah mineral biasanya kandungan bahan organik kurang dari 20% karena sifat-sifatnya didominasi oleh bahan mineral. Ada 2 jenis horison O yaitu :
a)    O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat.
b)   O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat.
2)   Horizon A
Horizon A merupakan horison di permukaan yang tersusun oleh campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A juga disebut sebagai horison eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis horison A, antara lain :
a)    A1 : bahan mineral campur dengan humus dan berwarna gelap.
b)   A2 : horison dimana terjadi pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat Fe, Al dan bahan organik.
c)    A3 : horison peralihan A ke B, lebih menyerupai A
3)   Horizon E
Merupakan  lapisan warna terang dalam hal ini adalah lapisan bawah dan di atas A Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah (dalam proses eluviation).  Lapisan Eluviasi atau Horison Eluviasi adalah horison yang telah mengalami proses eluviasi (pencucian) sangat intensif sehingga kadar bahan organik tanah, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi kada pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya tinggi, sehingga berwarna agak terang.
4)   Horizon B
Horison B adalah horison illuvial atau horison pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horison diatasnya. Horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik). Ada 3 Jenis Horison B, yaitu :
a)    B1 : peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B
b)   B2 : penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang bahan organik.
c)    B3 : peralihan B ke C, lebih menyerupai B.
5)   Horizon C
Horison C adalah lapisan tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk (R) atau belum terjadi perubahan. Horison C disebut juga dengan regolith: di lapisan bawah dan di atas Horizon B R Horizon. Terdiri dari sedikit rusak bedrock-up. Tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang ditemukan di lapisan ini.
6)   Horizon R
Batuan induk tanah (R) merupakan bagian terdalam dari tanah dan masih berupa batuan.
Dalam profil tanah terdapat 4 batas peralihan horizon yang terlihat secara visual dalam beberapa kategori, yaitu :
 a)  Batas horison nyata, apabila peralihan kurang dari 2,5 cm,
b)  Batas horison  jelas, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 2,5 cm sampai 6,5 cm,
c)  Batas horison  berangsur, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 6,5 cm sampai 12,5 cm, dan
d)  Batas horison  baur, apabila peralihan terjadi dengan jarak lebih dari 12,5 cm.
Bentuk topografi dari batas harison dalam profil tanah yang terlihat secara visual dibagi dalam 4 kategori, yaitu: (1) bentuk topografi datar, (2) berombak, (3) tidak teratur, dan (4) terputus.



Gambar Batas horison yang nyata terjadi pada peralihan dari horison A ke horison B, dan batas horison yang jelas terjadi pada peralihan antara horison B ke horison C. Kedua batas terswebut bertopografi datar.
Gambar Bentuk topografi bergelombang dari batas horison yang terjadi antara horison B dengan horison C dalam system tanah.



2.3  Faktor-faktor  Perkembangan Profil Tanah
Profil tanah bisa mengalami perkembangan, hal ini diakibatkan oleh adanya faktor-faktor, seperti :
1)   Iklim
Faktor iklim merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan profil tanah, oleh karenanya karakteristik umum suatu tanah sangat tergantung pada perubahan kondisi iklimnya.
  2)   Tekstur tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya  dari fraksi tanah halus. Berdasar atas perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur. Dalam klasifikasi tanah tingkat famili kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yan mencakup seluruh tanah. Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah yang lebih besar dari pasir. Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butienya lebuh halus maka setiap satuan berat mempunyai luas luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar
3)   Struktur tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida-oksida besi dan lain-lain. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Didaerah curah hujan tinggi seperti pada profil dalam dan dangkal umunya ditemukan struktur remah atau granular dipermukaan dan gumpal di horison bawah. Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban tanah. Tanah-tanah dipermukaan banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat. Ada 6 bentuk struktur tanah, yaitu :
a)     Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous, struktur ini terdapat pada horison A.
b)    Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.
c)     Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
d)    Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membuloat, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
e)     Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada lapisan padas liat.
f)      Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A. Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur remah atau granular di tanah lapisan atas (top soil) yaitu di horison A dan struktur gumpal di horison B atau tanah lapisan bawah (sub soil).
Gambar Beberapa bentuk struktur tanah, yaitu: (1) granular, (2) gumpal (blocky), (3) prisma (prismatic) , (4) tiang (colum-nar), (5) lempeng (platy), dan (6) remah (single grain).
4)   Warna tanah
Warna tanah merupakan petujuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya oleh perbedaan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Bahan organik memberi warna kelabu, kelabu tua atau coklat tua pada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu sperti oksida dan besi atau penimbunan garam  memodifikasi warna. Akan tetapi banyak tanah tropika dengan kandungan oksida (hematit) yang tiggi berwarna merah, bahkan dengan sejumlah besar bahan organik.
5)   Batas lapisan tanah
Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari  12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus.
Dalam setiap tanah mempunyai lapisan yang berbeda yaitu:
Ø Pada lapisan 1 pada profil dalam  mempunyai kedalaman 0-22 cm, dan warna cokelat kehitaman, warna gelap tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kandungan bahan organic yang tinggi yang terdekomposisi karena didalamnya bahan organic terjadi peristiwa immobilisasi, dimana ion Ee, al dan Mn berpengaruh besar dala perombakan bahan organic sehingga ion –ion tersebut mudah difiksasi oleh ion P.  penyebab lainnya adalah adanya perbedaan nyata dari sifat tetraktif ( aksi pembiasan cahaya ) kompojen padatan tanah dan udara.
Ø Lapisan 2 atau lapisan yang dilihat berdasarkan struktur yaitu lapisan yang di beri symbol BT, dengan kedalaman 22-32 cm dan memiliki warna cokelat yang sedkit gelap.  Lapisan BT  atau lapisan utamanya B atau suatu horizon peralihan antara horizon B dan A1 atau antara horizon B dengan A2, yang watak horizon ini di rajai oleh watak atau sifat horizon B2 di bawahnya.
Ø Lapisan 3 dengan symbol BW yang merupaka horizon-horizon pelikan, terbentuk atau berdekatan dengan permukaan tanah sebagai tempat pelonggokan bahan organik.
Ø Lapisan 4 yaitu dengan symbol BC atau biasa di sebut sebagai lapisan transisi.  Dapat merupakan peralihan antara horizon B dan C, dimana watak penciri horizon B2 diatasnya terlihat jelas tetapi berasosiasi dengan ciri watak horizon B2.  Pada lapisan ke empat ini terletak diantara 60-120 cm, dan mempunyai warna yang lebih terang daripada ketiga lapisan di atasnya.
Ada beberapa kondisi yang menghambat perkembangan profil tanah, seperti :
a.       Curah hujan rendah (pelapukan rendah, material terlarut yang tercuci sedikit)
b.      Kelembaban relatif rendah (pertumbuhan mikroorganisme seperti alga, fungi, lichenes rendah)
c.       Bahan induk mengandung sodium karbonat atau lime yang tinggi (material tanah rendah mobilitasnya)
d.      Bahan induk mengandung kuarsa yang tinggi dengan kandungan debu dan clay rendah (pelapukan lambat, gerakan koloid rendah)
e.       Kandungan clay tinggi (aerasi jelek, pergerakan air lambat)
f.       Bahan induk resisten misal quartzite (pelapukan lambat)
g.      Kelerengan tinggi (erosi menyebabkan hilangnya lapisan top soil; pengambilan air tanah rendah)
h.      Tingginya air tanah (pencucian rendah, laju pelapukan rendah)
i.        Suhu dingin (semua proses pelapukan dan aktivitas mikrobia lambat)
j.        Akumulasi material secara konstan (material baru menyebabkan perkembangan tanah menjadi baru)
k.      Erosi air dan angin yang berat (tereksposnya material baru )
l.        Pencampuran oleh binatang dan manusia (pengolahan tanah, penggalian) akan meminimalisir pergerakan koloid ke bagian tanah lebih dalam.

2.4  Kegunaan Profil Tanah
Pemahaman yang mendalam mengenai profil tanah akan membantu dalam pemanfaatan berikut:
1) Mengetahui kedalaman lapisan olah tanah (top soil), lapisan dalam tanah (sub soil) dan solum tanah, sehingga membantu dalam menetapkan jenis tanaman yang sesuai untuk ditanam pada tanah tersebut. Tanah dengan kedalaman lapisan olah berkisar 20 cm sesuai untuk ditanaman tanaman padi, kedelai, kacang tanah dan jagung, tetapi tidak sesuai untuk ditanaman dengan tanaman perkebunan yang berakar dalam. Begitu juga sebaliknya.
2) Kelengkapan atau differensiasi horison-horison pada profil yang mencirikan tingkat perkembangan tanah dan umur tanah. Semakin lengkap atau semakin berdifferensiasi horizon- horizon tanah berarti semakin tua umur tanah tersebut, apabila differensiasi horizon tanah berkurang atau baur tanah mengalami erosi.
3) Warna tanah yang menunjukkan kondisi aerob (warna terang) atau anaerob (berwarna kelabu) dan tingginya kadar kadungan bahan organik tanah (berwarna hitam/gelap), sehingga diketahui tingkat kesuburan tanah. Kesuburan tanah bisa diukur berdasarkan beberapa indikator kesuburan tanah. Beberapa indikator kesuburan tanah yang biasa digunakan oleh para ahli tanah antara lain adalah : kapasitas absorbsi, tingkat kejenuhan basa, kandungan liat dan kandungan bahan organik.
Ø  Kapasitas Absorbsi dihitung dengan milli equivalent, adalah kemampuan tanah untuk mengikat atau  menarik suatu kation oleh partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan ini secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam bentuk kation. Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi, maka tanah dikatakan kesuburannya semakin baik, yang biasanya susunan kationnya didominasi oleh unsur K (Kalium), Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5).
Ø  Kejenuhan Basa, nilainya dalam bentuk persen, mencerminkan akumulasi susunan kation. Peningkatan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicermnkan oleh nilai pH, karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah.
Ø  Kandungan liat, merupakan ukuran kandungan partikel kolloid tanah. Partikel dengan ukuran ini (kolloid) akan mempunyai luas permukaan dan ruang pori tinggi sehingga mempunyai kemampuan absorbsi juga tinggi serta diikuti kemampuan saling tukar yang tinggi pula diantara partikel kolloid. Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air maupun zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesuburan tanah. Namun jika kandungan liat pada komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun pengolahan tanah. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah sehingga menyulitkan peredaran air dan udara.
Ø  Kandungan bahan organik merupakan indikator paling penting dan menjadi kunci dinamika kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu merubah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan organik juga mampu berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-reaksi persenyawaan dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari bahan organik). Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi fisik tanah yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang gembur oleh adanya bahan organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah semakin baik sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan akar.

BAB III
PENUTUP

3.1            3.1. Kesimpulan
Profil tanah merupakan irisan lapisan vertical tanah yang digunakan untuk mengetahui jenis lapisan tanah yang ada di bumi mulai dari lapisan atas sampai pada lapisan batuan induk. Dalam profil tanah juga membahas mengenai horizon-horison tanah dan faktor-faktor yang menentukan perkembangan profil tanah yang akan memudahkan kita untuk memahami tentang profil tanah.
Profil tanah ini berguna untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah, mengetahui tingkat perkembangan tanah dan umur tanah serta untuk mengetahui umur tanah.



Tidak ada komentar: