BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum)
adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari 4 komponen bahan
utama yaitu mineral (litosfer sebanyak 45 %), air
(hidrosfer sebanyak 25 %), udara (atmosfer sebanyak 25 %) dan bahan organik (biosfer sebanyak
5%).
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara
fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi ( senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P,K,Ca, Mg, S, CU, Zn,
Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain ), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota
( organisme ) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan
zat-zat aditif ( pemacu tumbuh, proteksi ) bagi
tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas
tanah untuk mengehasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan,
obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
2.
Rumusan
Masalah
a. Pengertian
profil tanah?
b. Pengertian
horizon tanah?
c. Faktor-faktor
perkembangan profil tanah?
d. Kegunaan
profil tanah?
3.
Tujuan
a. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Geografi Tanah.
b. Makalah
ini bertujuan untuk menyampaikan materi-materi tentang profil tanah, horizon
tanah, faktor-faktor perkembangan profil tanah serta kegunaan dari profil tanah
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profil Tanah
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas sampai pada lapisan
batuan induk tanah (regolit).
Syarat-syarat profil tanah :
1. Tegak
(vertikal)
2. Baru
3. Tidak
terkena sinar matahari langsung
4. Tidak
tergenang air
5. Mewakili
tapak sekeliling
Tiap tanah di cirikan oleh susunan horizon
tertentu. Secara umum dapat di sebutkan
bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama. Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan
warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya.
2.2 Pengertian Horison Tanah
Horizon tanah adalah
lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan mempunyai
ciri-ciri tertentu (khas). Profil
dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison tanah. Pembentukan
lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam yang di sebut
tanah. Profil dari tanah mineral
yang telah berkembang lanjut
biasanya memiliki horizon-horizon sebagai berikut :

1) Horizon
O
Horizon O merupakan horizon bagian atas,
lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas. Utamanya dijumpai
pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Merupakan horison organik yang
terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Horison organik merupakan tanah yang
mengandung bahan organik > 20% pada seluruh penampang tanah, tanah mineral
biasanya kandungan bahan organik kurang dari 20% karena sifat-sifatnya
didominasi oleh bahan mineral. Ada 2 jenis horison O yaitu :
a) O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman
masih terlihat.
b) O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman
tidak terlihat.
2) Horizon
A
Horizon A merupakan horison di
permukaan yang tersusun oleh campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon
A juga disebut sebagai horison eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis horison A,
antara lain :
a) A1 : bahan mineral campur dengan
humus dan berwarna gelap.
b) A2 : horison dimana terjadi
pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat Fe, Al dan bahan organik.
c) A3 : horison peralihan A ke B, lebih
menyerupai A
3) Horizon
E
Merupakan lapisan warna terang dalam hal ini adalah
lapisan bawah dan di atas A Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan
lumpur, setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai
bertitisan melalui air tanah (dalam proses eluviation). Lapisan Eluviasi
atau Horison Eluviasi adalah horison yang telah mengalami proses eluviasi
(pencucian) sangat intensif sehingga kadar bahan organik tanah, liat silikat,
Fe dan Al rendah tetapi kada pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral
resisten lainnya tinggi, sehingga berwarna agak terang.
4) Horizon
B
Horison B adalah horison illuvial atau horison
pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari
horison diatasnya. Horison
iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al,
bahan organik). Ada 3 Jenis Horison B, yaitu :
a) B1 : peralihan dari A ke B, lebih
menyerupai B
b) B2 : penimbunan (iluviasi) maksimum
liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang bahan organik.
c) B3 : peralihan B ke C, lebih
menyerupai B.
5) Horizon
C
Horison C adalah lapisan tanah yang
bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk (R) atau belum terjadi
perubahan. Horison
C disebut juga dengan regolith: di lapisan bawah dan di atas Horizon B R
Horizon. Terdiri dari sedikit rusak bedrock-up. Tanaman akar tidak menembus ke
dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang ditemukan di lapisan ini.
6) Horizon
R
Batuan induk tanah (R) merupakan bagian
terdalam dari tanah dan masih berupa batuan.
Dalam
profil tanah terdapat 4 batas peralihan horizon yang terlihat secara visual
dalam beberapa kategori, yaitu :
a) Batas horison nyata, apabila peralihan kurang dari
2,5 cm,
b) Batas horison jelas, apabila peralihan terjadi dengan jarak
berkisar antara 2,5 cm sampai 6,5 cm,
c) Batas horison berangsur, apabila peralihan terjadi dengan
jarak berkisar antara 6,5 cm sampai 12,5 cm, dan
d) Batas horison baur, apabila peralihan terjadi dengan jarak
lebih dari 12,5 cm.
Bentuk topografi dari
batas harison dalam profil tanah yang terlihat secara visual dibagi dalam 4
kategori, yaitu: (1) bentuk topografi datar, (2) berombak, (3) tidak teratur, dan
(4) terputus.
Gambar Batas horison yang nyata
terjadi pada peralihan dari horison A ke horison B, dan batas horison yang
jelas terjadi pada peralihan antara horison B ke horison C. Kedua batas
terswebut bertopografi datar.
Gambar Bentuk topografi
bergelombang dari batas horison yang terjadi antara horison B dengan horison C
dalam system tanah.
2.3 Faktor-faktor Perkembangan Profil Tanah
Profil tanah bisa mengalami perkembangan, hal ini
diakibatkan oleh adanya faktor-faktor, seperti :
1) Iklim
Faktor iklim merupakan faktor yang
paling menentukan dalam perkembangan profil tanah, oleh karenanya karakteristik
umum suatu tanah sangat tergantung pada perubahan kondisi iklimnya.
2) Tekstur
tanah
Tekstur
tanah menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus. Berdasar atas
perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokkan kedalam
beberapa kelas tekstur. Dalam klasifikasi tanah tingkat famili kasar halusnya
tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yan mencakup seluruh tanah.
Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi
dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah yang lebih
besar dari pasir. Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butienya lebuh halus maka
setiap satuan berat mempunyai luas luas permukaan yang lebih besar sehingga
kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur
halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar
3) Struktur
tanah
Struktur
tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini
terjadi karena butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu
perekat seperti bahan organik oksida-oksida besi dan lain-lain. Tingkat
perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan
bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Didaerah curah hujan tinggi seperti
pada profil dalam dan dangkal umunya ditemukan struktur remah atau granular
dipermukaan dan gumpal di horison bawah. Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan
tingkat kelembaban tanah. Tanah-tanah dipermukaan banyak mengandung humus
biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat. Ada 6 bentuk struktur tanah,
yaitu :
a)
Granular, yaitu
struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous, struktur ini terdapat
pada horison A.
b)
Gumpal (blocky),
yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan gumpal bersudut,
bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat
dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan
sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.
c)
Prisma (prismatic),
yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu
horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B
pada tanah iklim kering.
d)
Tiang
(columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada
sumbu horizontal dengan bagian atasnya membuloat, struktur ini terdapat pada
horison B pada tanah iklim kering.
e)
Lempeng (platy),
yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu
horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada lapisan padas liat.
f)
Remah (single
grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat porous, struktur
ini terdapat pada horizon A. Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan
tinggi umumnya ditemukan struktur remah atau granular di tanah lapisan atas
(top soil) yaitu di horison A dan struktur gumpal di horison B atau tanah
lapisan bawah (sub soil).
Gambar Beberapa bentuk struktur tanah, yaitu: (1)
granular, (2) gumpal (blocky), (3) prisma (prismatic) , (4) tiang (colum-nar),
(5) lempeng (platy), dan (6) remah (single grain).
4) Warna
tanah
Warna
tanah merupakan petujuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan
warna permukaan tanah pada umumnya oleh perbedaan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Bahan organik memberi warna
kelabu, kelabu tua atau coklat tua pada tanah kecuali bila bahan dasarnya
tertentu sperti oksida dan besi atau penimbunan garam memodifikasi warna. Akan tetapi banyak tanah
tropika dengan kandungan oksida (hematit) yang tiggi berwarna merah, bahkan
dengan sejumlah besar bahan organik.
5) Batas
lapisan tanah
Batas
lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas
atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini
dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari
2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih
dari 12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut
dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus.
Dalam
setiap tanah mempunyai lapisan yang berbeda yaitu:
Ø Pada
lapisan 1 pada profil dalam mempunyai
kedalaman 0-22 cm, dan warna cokelat kehitaman, warna gelap tersebut terjadi
karena dipengaruhi oleh kandungan bahan organic yang tinggi yang terdekomposisi
karena didalamnya bahan organic terjadi peristiwa immobilisasi, dimana ion Ee,
al dan Mn berpengaruh besar dala perombakan bahan organic sehingga ion –ion
tersebut mudah difiksasi oleh ion P.
penyebab lainnya adalah adanya perbedaan nyata dari sifat tetraktif (
aksi pembiasan cahaya ) kompojen padatan tanah dan udara.
Ø Lapisan
2 atau lapisan yang dilihat berdasarkan struktur yaitu lapisan yang di beri
symbol BT, dengan kedalaman 22-32 cm dan memiliki warna cokelat yang sedkit
gelap. Lapisan BT atau lapisan utamanya B atau suatu horizon
peralihan antara horizon B dan A1 atau antara horizon B dengan A2, yang watak
horizon ini di rajai oleh watak atau sifat horizon B2 di bawahnya.
Ø Lapisan
3 dengan symbol BW yang merupaka horizon-horizon pelikan, terbentuk atau berdekatan
dengan permukaan tanah sebagai tempat pelonggokan bahan organik.
Ø Lapisan
4 yaitu dengan symbol BC atau biasa di sebut sebagai lapisan transisi. Dapat merupakan peralihan antara horizon B
dan C, dimana watak penciri horizon B2 diatasnya terlihat jelas tetapi
berasosiasi dengan ciri watak horizon B2.
Pada lapisan ke empat ini terletak diantara 60-120 cm, dan mempunyai
warna yang lebih terang daripada ketiga lapisan di atasnya.
Ada beberapa kondisi yang menghambat perkembangan
profil tanah, seperti :
a. Curah
hujan rendah (pelapukan rendah, material terlarut yang tercuci sedikit)
b. Kelembaban
relatif rendah (pertumbuhan mikroorganisme seperti alga, fungi, lichenes
rendah)
c. Bahan
induk mengandung sodium karbonat atau lime yang tinggi (material tanah rendah
mobilitasnya)
d. Bahan
induk mengandung kuarsa yang tinggi dengan kandungan debu dan clay rendah
(pelapukan lambat, gerakan koloid rendah)
e. Kandungan
clay tinggi (aerasi jelek, pergerakan air lambat)
f. Bahan
induk resisten misal quartzite (pelapukan lambat)
g. Kelerengan
tinggi (erosi menyebabkan hilangnya lapisan top soil; pengambilan air tanah
rendah)
h. Tingginya
air tanah (pencucian rendah, laju pelapukan rendah)
i.
Suhu dingin (semua proses pelapukan dan
aktivitas mikrobia lambat)
j.
Akumulasi material secara konstan (material
baru menyebabkan perkembangan tanah menjadi baru)
k. Erosi
air dan angin yang berat (tereksposnya material baru )
l.
Pencampuran oleh binatang dan manusia
(pengolahan tanah, penggalian) akan meminimalisir pergerakan koloid ke bagian
tanah lebih dalam.
2.4 Kegunaan Profil Tanah
Pemahaman
yang mendalam mengenai profil tanah akan membantu dalam pemanfaatan berikut:
1)
Mengetahui kedalaman lapisan olah tanah (top soil), lapisan dalam tanah (sub
soil) dan solum tanah, sehingga membantu dalam menetapkan jenis tanaman yang
sesuai untuk ditanam pada tanah tersebut. Tanah dengan kedalaman lapisan olah
berkisar 20 cm sesuai untuk ditanaman tanaman padi, kedelai, kacang tanah dan
jagung, tetapi tidak sesuai untuk ditanaman dengan tanaman perkebunan yang
berakar dalam. Begitu juga sebaliknya.
2)
Kelengkapan atau differensiasi horison-horison pada profil yang mencirikan
tingkat perkembangan tanah dan umur tanah. Semakin lengkap atau semakin
berdifferensiasi horizon- horizon tanah berarti semakin tua umur tanah
tersebut, apabila differensiasi horizon tanah berkurang atau baur tanah
mengalami erosi.
3)
Warna tanah yang menunjukkan kondisi aerob (warna terang) atau anaerob
(berwarna kelabu) dan tingginya kadar kadungan bahan organik tanah (berwarna
hitam/gelap), sehingga diketahui tingkat kesuburan tanah. Kesuburan tanah bisa diukur
berdasarkan beberapa indikator kesuburan tanah. Beberapa indikator kesuburan
tanah yang biasa digunakan oleh para ahli tanah antara lain adalah : kapasitas
absorbsi, tingkat kejenuhan basa, kandungan liat dan kandungan bahan organik.
Ø Kapasitas Absorbsi dihitung dengan milli
equivalent, adalah kemampuan tanah untuk mengikat atau menarik suatu kation oleh partikel-partikel
kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan ini
secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran
hara dalam bentuk kation. Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi, maka tanah
dikatakan kesuburannya semakin baik, yang biasanya susunan kationnya didominasi
oleh unsur K (Kalium), Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah
normal (berkisar 6,5).
Ø Kejenuhan Basa, nilainya dalam
bentuk persen, mencerminkan akumulasi susunan kation. Peningkatan nilai persen
kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah pada
posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal secara
menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicermnkan oleh nilai pH,
karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan aktifitas kimiawi
sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah.
Ø Kandungan liat, merupakan ukuran
kandungan partikel kolloid tanah. Partikel dengan ukuran ini (kolloid) akan
mempunyai luas permukaan dan ruang pori tinggi sehingga mempunyai kemampuan
absorbsi juga tinggi serta diikuti kemampuan saling tukar yang tinggi pula
diantara partikel kolloid. Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air maupun zat
hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesuburan tanah. Namun jika kandungan
liat pada komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun
pengolahan tanah. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi,
inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah sehingga
menyulitkan peredaran air dan udara.
Ø Kandungan bahan organik merupakan
indikator paling penting dan menjadi kunci dinamika kesuburan tanah. Bahan
organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu merubah sifat fisik,
sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan organik juga mampu
berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari dinamikanya sebagai
ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-reaksi persenyawaan
dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari
bahan organik). Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena
kondisi fisik tanah yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah
yang gembur oleh adanya bahan organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas
tanah semakin baik sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk
menghindari kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan akar.
BAB III
PENUTUP
3.1
3.1. Kesimpulan
Profil tanah merupakan irisan lapisan vertical tanah
yang digunakan untuk mengetahui jenis lapisan tanah yang ada di bumi mulai dari
lapisan atas sampai pada lapisan batuan induk. Dalam profil tanah juga membahas
mengenai horizon-horison tanah dan faktor-faktor yang menentukan perkembangan
profil tanah yang akan memudahkan kita untuk memahami tentang profil tanah.
Profil tanah ini berguna untuk mengetahui kedalaman
lapisan tanah, mengetahui tingkat perkembangan tanah dan umur tanah serta untuk
mengetahui umur tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar